🫎 Gambar Pakaian Adat Nusa Tenggara Barat

BACAJUGA: Nama Pakaian Adat Jawa Timur dan Keunikannya. Itulah pembahasan mengenai nama pakaian adat Kalimantan Barat yang dapat anda ketahui. Pakaian adat yang khas di Kalimantan Barat dikenal unik dan beragam. Namun perbedaan pakaian adat tiap sukunya tidak menyurutkan persatuan pada masyarakatnya yang hidup di satu propinsi yang sama. Dengandemikian adat menjadi jembatan pemersatu saling menghargai. Apabila Anda ingin mendownload gambarnya silakan klik pada gambar tentang pakaian adat ende lio. Gladhystriwu blogspot co id pakaian adat nusa tenggara timur ntt budayakita. Dan penarinya dilengkapi dengan pakaian adat serta aksesorisnya. Berikutini adalah macam-macam pakaian adat yang ada di NTB. Setiap jenis pakaian disertai pula dengan foto atau gambar dan keterangannya. Ragam Pakaian Adat Nusa Tenggara Barat 1. Pakaian Adat Lambung 2. Pakaian Adat Pegon 3. Pakaian Adat Rimpu 4. Pakaian Adat Katente Tembe 5. Pakaian Adat Poro 6. Pakaian Adat Poro Rante dan Pasangi 7. Akesorispelengkap Pakaian Adat Lambung NTB ialah sepasang gelang perak untuk tangan dan kaki. Lalu ada juga anting-anting berbentuk bulat dari daun lontar. Agar makin indah tampilannya si wanita mengenakan sanggul bermodel punjung pliset yang diselipkan bunga mawar atau cempaka. 2. Pakaian Adat Pegon untuk Pria Nusa Tenggara Barat AuthenticLombok Tours Experience the SASAK Unique Cultures. Pakaian Adat Nusa Tenggara Barat Lengkap, Gambar dan Penjelasannya. 6 Perlengkapan Pakaian Adat Wanita Suku Sasak. PT. Lombok Travel Service - Pakaian Adat Suku Sasak Lombok, NTB. 36 Best Pakaian Adat Indonesia by traditional. Baju Adat Perempuan Khas Lombok NTB Dewasa. Rumahadat Nusa Tenggara Barat yang ada di Dusun Sade ini memiliki beberapa macam bale yang semua atapnya terbuat dari jerami atau alang alang serta memiliki fungsi yang berbeda beda. Beberapa jenis bale tersebut diantaranya adalah bale bonter, bale jajar, bale tani, berugag atau sekepat, sekenam, bale tajuk, bale bencingah, bale tajuk, bale GAMBARBAJU/PAKAIAN ADAT INDONESIA - PAKAIAN ADAT NUSANTARA. Pakaian Adat Tradisional Indonesia merupakan salah satu kekayaan budaya yang dimiliki oleh negara Indonesia dan banyak dipuji oleh negara-negara lain. Dengan banyaknya suku-suku dan provinsi yang ada di wilayah negara Indonesia, maka otomatis pula banyak sekali macam-macam baju adat ProvinsiNusa Tenggara Barat; Rumah Adat Dalam Loka Samawa. Pakaian Adat Tradisional Lombok. Tari Mpaa Lenggogo. Senjata Keris. Pakaian Adat : Sulawesi Barat. Beranda. Provinsi Sulawesi Tengah; Rumah Adat Pewaris Tambi. gambarnya boleh di ambil? Reply. Insan Mandiri Depok. 25/02/2022 at 11:37. boleh silahkan. Reply. BusanaAdat Pegon untuk Laki-laki Baju pegon khusus dipakai oleh kaum laki-laki. Baju tersebut dipercaya dari hasil adaptasi kebudayaan Eropa dan Jawa yang dibawa ke Nusa Tenggara Barat di masa lampau. Baju ini berbentuk jas hitam sebagaimana jas biasa. . Pakaian Adat Nusa Tenggara Barat – Nusa Tenggara Barat merupakan provinsi yg terdiri dr beberapa suku di dalamnya, suku-suku tersebut diantaranya adalah suku Sasak, suku Bima & pula suku Sumbawa. Dimana masing-masing suku pula meninggalkan beragam kebudayaan yg berlawanan, salah satunya adalah busana budpekerti. Lalu apa saja peninggalan pakaian adat Nusa Tenggara Barat ini? Yuk simak ulasan di bawah ini! Pakaian Adat Nusa Tenggara Barat Nama Pakaian Adat Nusa Tenggara Barat 1. Pakaian Adat Suku Sasak Pakaian Adat Lambung 2. Pakaian Adat Suku Sasak Pakaian Adat Pegon 3. Pakaian Adat Suku Bima 4. Pakaian Adat Suku Sumbawa Aksesoris Pakaian Adat Nusa Tenggara Barat Penutup Kepala Ikat Pinggang Kain Selempang Penutup Pakaian Adat Nusa Tenggara Barat Gambar Pakaian Adat Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Barat merupakan provinsi yg mempunyai bermacam-macam kebudayaan salah satunya yaitu pakaian budbahasa. Pakaian budpekerti Nusa Tenggara Barat biasanya terdiri dr atasan & pula bawahan & dilengkapi dgn bermacam-macam aksesoris khas dr Nusa Tenggara Barat. Seperti yg telah diterangkan di atas, bahwa Nusa Tenggara Barat ini merupakan provinsi yg didalamnya terdapat aneka macam macam suku-suku dgn adab istiadat yg berlawanan. Sehingga rumah & pula busana akhlak mereka pastinya pula berbeda. Pakaian etika Nusa Tenggara Barat ini mencakup pakaian budbahasa yg dipakai oleh para perempuan & pula laki-laki dgn banyak sekali macam versi yg beragam, ada baju berlengan panjang & pula baju berlengan pendek. Tidak lupa pula dgn penambahan berbagai macam aksesoris pendukung sebagai pelengkap untuk berpakaian adab khas Nusa Tenggara Barat & menambah keindahannya. Nama Pakaian Adat Nusa Tenggara Barat Pakaian adat Nusa Tenggara Barat pula mempunyai bermacam-macam jenisnya, hal tersebut dikarenakan adanya imbas budpekerti pada tiap suku yg bertempat provinsi ini. Lantas apa saja busana adat peninggalan dr suku-suku tersebut? Yuk, eksklusif saja simak penjelasannya di bawah ini! No Macam Macam Pakaian Adat Nusa Tenggara Barat 1 Pakaian Adat Suku Sasak Pakaian Adat Lambung 2 Pakaian Adat Suku Sasak Pakaian Adat Pegon 3 Pakaian Adat Suku Bima 4 Pakaian Adat Suku Sumbawa 1. Pakaian Adat Suku Sasak Pakaian Adat Lambung Gambar Pakaian Adat Lambung Pakaian etika lambung merupakan pakaian adab Nusa Tenggara Barat yg berasal dr suku Sasak, dimana busana budbahasa ini khusus dipakai oleh kaum wanita. Pakaian budpekerti lambung ini berupa baju dgn warna hitam yg tak mempunyai lengan dgn kerah berbentuk V. Biasanya materi yg digunakan untuk menciptakan busana adat lambung yakni pelung, lalu bawahannya akan dipasangkan dgn menggunakan kain panjang selutut hingga mata kaki. Kain panjang tersebut akan dihiasi dgn bordiran pada belahan tepinya & pula bermotif segitiga atau kotak-kotak. Untuk menambah keindahan dr busana adab, maka akan disertakan beberapa aksesoris diantaranya ialah selendang dgn motif ragi genep yg menjadi kain songket khas dr Sasak, ikat pinggang yg dinamakan dgn sabuk anteng, gelang tangan, gelang kaki perak & juga menggunakan sowang atau anting-anting yg yang dibuat dr lontar. Sedangkan bagian rambut diikat dgn rapi & diberikan banyak sekali macam hiasan bunga cempaka & pula mawar. Tapi ada pula wanita yg akan menghias rambutnya dgn cara disanggul dgn memakai model punjung pliset. Pada mulanya, busana adab lambung ini akan digunakan tanpa menggunakan alas kaki & pula busana dalam, melainkan alasannya perkembangan zaman busana adat ini sudah dimodifikasi dgn memperbesar alas kaki & pula menggunakan baju dalam. Pakaian etika lambung biasanya akan dipakai oleh para wanita Sasak pada saat menyambut tamu atau dlm upacara mendakin atau nyongkol. 2. Pakaian Adat Suku Sasak Pakaian Adat Pegon Gambar Pakaian Adat Pegon Pakaian budbahasa Pegon merupakan pakaian akhlak Nusa Tenggara Barat yg berasal dr suku Sasak, dimana busana ini khusus dipakai oleh kaum pria. Pegon merupakan baju budbahasa berupa jas dgn warna gelap, dimana busana akhlak ini pula masih dipengaruhi oleh budaya Jawa. Biasanya busana budbahasa ini akan dipasangkan dgn wiron atau cute pada belahan bawahnya. Wiron merupakan batik Jawa yg mempunyai motif tulang nangka, & biasanya dipakai dgn cara menjuntai hingga hingga mata kaki. Sedangkan pada kaum laki-laki potongan kepalanya akan memakai ikat kepala yg dinamakan dgn capuq atau sapuk dgn bentuknya ibarat dgn udeng yg berasal dr Bali. Capuq biasanya hanya dipakai dlm kegiatan sehari-hari, sedangkan pada dikala adanya upacara adat maka yg dipakai ialah ikat kepala perade yg terbuat dr materi songket emas. Sedangkan untuk ikat pinggang akan memakai lelang atau dodot dgn motif benang emas. Ikat pinggang tersebut akan dipakai pada dikala upacara akhlak, sedangkan untuk kesibukan sehari-hari akan menggunakan ikat pinggang berupa songket dgn motif ragi genep. Ikat pinggang ini biasanya pula digunakan sebagai tempat untuk meletakkan keris. Dimana keris tersebut mempunyai ukuran yg cukup besar & lalu akan disisipkan pada bagian belakang & pula bisa dgn menggunakan keris yg mempunyai ukuran kecil & diselipkan pada pecahan depan. Keris tersebut bisa digantikan dgn menggunakan aksesoris lainnya mirip memakai pemaja atau pisau raut. 3. Pakaian Adat Suku Bima Gambar Pakaian Adat Suku Bima Suku Bima merupakan suku yg mendiami kawasan kabupaten Bima & pula kabupaten Dompu. Pakaian etika Nusa Tenggara Barat dr suku Bima ini mempunyai nama lain, yakni dou mbojo, dimana baju tersebut mempunyai bentuk yg cukup unik & pula mempunyai julukan tersendiri. Nama busana budpekerti Nusa Tenggara Barat suku Bima yaitu busana adat rimpu. Dimana rimpu merupakan baju adab yg mempunyai bentuk seperti mukenah, hal tersebut dikarenakan adanya dampak dr agama Islam pada pakaian adab ini. Karena kemiripan tersebutlah, maka banyak pula yg menyampaikan bahwa rimpu merupakan baju muslimah tradisional. Rimpu ini pula mempunyai beragama motif yg khas, sebab memang rimpu dibuat dgn memakai sarung nggoli atau sarung khas dr daerah kabupaten Dompu. Rimpu ini terbagi menjadi dua jenis, yakni ada rimpu mpida atau cili & pula rimpu colo. Dimana kedua jenis tersebut pastinya pula mempunyai perbedaan pada para pemakainya. Rimpu mpida atau rimpu cili merupakan pakaian akhlak yg dipakai seperti sedang menggunakan cadar, & biasanya cuma digunakan bagi para gadis yg belum menikah. Biasanya dlm memakai pakaian ada ini terdapat beberapa cara yg diterapkan, yakni tak perlu memakai alat bantu seperti peniti. Sedangkan penggunaan dr rimpu colo ini mirip dgn menggunakan jilbab kebanyakan, dimana rimpu jenis ini cuma dipakai oleh perempuan yg telah menikah. Sedangkan untuk para kaum laki-laki biasanya akan menggunakan baju budbahasa yg terdiri dr beberapa komponen, seperti kemeja berlengan panjang yg dipakai selaku atasan, sarung songket atau tembe me’e yg dipakai sebagai bawahan & pula penambah aksesoris seperti ikat pinggang yg disebut dgn salepe & pula ikat kepala yg dinamai dgn sambolo. 4. Pakaian Adat Suku Sumbawa Gambar Pakaian Adat Suku Sumbawa Suku Sumbawa merupakan suku yg mendiami wilayah barat & pula tengah dr pulau Sumbawa. Dimana penduduk Sumbawa sering menyebut dirinya selaku Tau Samawa, suku ini pula mempunyai busana budpekerti yg dibedakan menjadi busana adat laki-laki & pula pakaian akhlak untuk perempuan. Pakaian akhlak Nusa Tenggara Barat suku Sumbawa yg dipakai oleh kaum wanita disebut dgn baju lamung. Dimana baju adab ini berupa baju yg mempunyai lengan pendek & terdapat banyak sekali dekorasi dgn sulaman dr benang emas berbentuk bunga. Sedangkan untuk bagian bawahnya, para kaum wanita suku Sumbawa ini biasanya akan menggunakan rok panjang atau yg disebut dgn tope belo dgn rok pendek yg disebut dgn tope bene. Dua jenis rok ini biasanya akan digunakan dengan-cara bertumpuk, dimana pada penggalan dalamnya akan memakai bentuk rok panjang, sedangkan pada potongan luar akan mengenakan rok pendek. Rok tersebut pula dihiasi dgn banyak sekali sulaman dgn bentuk bunga. Sehingga para perempuan yg memakainya akan terlihat sungguh feminim, tak lupa pula banyak sekali macam aksesoris yg digunakan selaku dekorasi tambahan mencakup gelang atau Ponto, kembang goyang yg dipakai selaku dekorasi kepala, sapi tangan atau kuda sanging, anting-anting & pula kalung. Sementara untuk busana adat pria biasanya akan menggunakan atasan yg disebut dgn gadu berbentuk baju berlengan panjang dgn warna hitam. Baju gadu tersebut biasanya akan diberikan banyak sekali dekorasi motif bunga sulaman dr benang emas. Sebagai penunjang tampilan maka diharapkan extra pula berupa kain simbangan yg akan diselempangkan dengan-cara menyilang, kain simbangan ini pula nantinya akan diberikan berbagai macam motif bunga & pada umumnya berwarna merah. Sedangkan pada pecahan bawahnya biasanya kaum laki-laki akan memakai celana panjang yg diberi dekorasi pada penggalan tepi celananya. Celana tersebut pula akan dilengkapi dgn pemakaian rok pendek yg dibuat dgn memakai kain bersulamkan emas. Sedangkan pada epilog kepala biasanya akan menggunakan pasigar. Aksesoris Pakaian Adat Nusa Tenggara Barat Tentunya busana budbahasa tak akan lengkap jika tak disertakan dgn banyak sekali macam aksesoris bukan? Dimana aksesoris tersebut mampu menambah keindahan & pula keanggunan serta kewibawaan dr para pemakainya. Hal tersebut pula berlaku pada busana budpekerti Nusa Tenggara Barat, lantas apa saja aksesoris yg dibutuhkan selaku pelengkap dr pakaian budpekerti ini? Yo simak penjelasan berikut ini! Penutup Kepala Penutup kepala merupakan aksesoris busana etika Nusa Tenggara Barat yg digunakan sebagai penutup kepala, yakni bernama capuq yg biasanya dipakai bersamaan dgn busana budbahasa Pegon. Sedangkan laki-laki yg berasal dr suku Bima, mereka akan menggunakan sambolo sebagai aksesoris ikat kepalanya. Ikat Pinggang Ikat pinggang merupakan aksesoris yg dipakai sebagai pelengkap dr busana adab Nusa Tenggara Barat, dimana biasanya ikat pinggang ini akan berlawanan-beda setiap sukunya. Misalnya adalah pada suku lambung yg akan menggunakan ikat pinggang dgn nama sabuk anteng. Kemudian pada pakaian etika Pentagon akan memakai ikat pinggang dr bahan songket & suku Bima yg akan memakai ikat pinggang dr selendang dgn nama salepe. Kain Selempang Kain selempang merupakan aksesoris extra yg dipakai pada busana etika Nusa Tenggara Barat. Seperti contohnya pada pakaian budbahasa lambung yg akan memakai selempang dgn motif garis-garis yg ditenun. Sedangkan pada suku Bima selempang cuma akan dipakai oleh kaum pria. Penutup Pakaian Adat Nusa Tenggara Barat Demikianlah klarifikasi mengenai pakaian budbahasa Nusa Tenggara Barat. Semoga postingan ini bisa memiliki kegunaan bagi para pembaca sekalian serta bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan. Berhubungan dgn pakaian adab dr provinsi Nusa Tenggara Barat, gampang-mudahan pula postingan ini mampu dimengerti dgn baik oleh para pembaca sekalian! Pakaian Adat Nusa Tenggara Baratsumber tumpuan https//tambahpinter .com/busana-adab-nusa-tenggara-barat/Pakaian_Adat_Pegonhttps//sintesakonveksi .com/isu/pakaian-adab/nusa-tenggara/barat/ Pakaian adat Nusa Tenggara Barat NTB bisa dibilang cukup variatif sesuai dengan suku yang ada di daerah Nusa Tenggara Barat. Baik suku Bima, Suku Sasak maupun orang Sumbawa memiliki pakaian adat tradisionalnya masing-masing. Uniknya lagi ketiga suku terssebut memiliki perbedaaan pakaian adat yang cukup mencolok. Baju Adat Suku Bima Pertama adalah suku Bima. Wanita dari suku Bima memakai baju adat yang disebut rimpu. Pakaian ini menggunakan atau terdiri dari dua lembar sarung tenun. Satu sarung untuk menutup tubuh bagian bawah dan satunya lagi untuk menutup tubuh bagian atas, termasuk kepala. Ada dua jenis rimpu yang ditemui di Suku Bima, yakni rimpu colo dan rimpu cili. Rimpu colo diperuntukkan untuk wanita yang sudah menikah. Pada bagian wajah rimpu ini terbuka sehingga wajah pemakainya dapat dilihat. Sedangkan rimpu cili diperuntukkan bagi wanita yang belum menikah. Bagian atas rimpu cili dipakai dengan menutupi hampir seluruh wajah. Bisa dibilang rimpu ini mirip dengan niqab atau burqa. Satu-satunya bagian yang terbuka hanya pada bagian mata si wanita saja. Sementara kaum pria Bima hanya memakai sarung yang digulungkan di pinggang menutupi bagian pusar. Sarung yang dipakai ini disebut juga tembe nggoli atau sarung songket. Selain itu, pria Bima juga mengenakan sambola atau ikat kepala yang juga terbuat dari kain songket. Baju Adat Suku Sasak Selanjutnya ada pakaian tradisional dari suku Sasak. Wanita suku Sasak memakai pakaian yang disebut lambung. Bahan dasar untuk membuat lambung adalah kain pelung. Bentuk kerah dari pakaian ini berbentuk huruf V V-neck. Pada bagu kanan mereka terdapat selendang yang terbuat dari kain songket. Coraknya senada dengan ikat pinggang yang biasa disebut sabuk anteng. Aksesori lain yang digunakan para wanita adalah gelang, gelang kaki perak, serta anting-anting bulat. Pria suku Sasak memakai busana yang dikenal dengan sebutan pegon dengan ikat pinggang yang disebut leang atau dodot. Leang atau dodot ini terbuat dari songket bermotif benang emas. Fungsi dari ikat pinggang ini adalah sebagai tempat untuk menyelipkan keris. Selain itu, pria Sasak juga mengenakan ikat kepala yang disebut sapuk. Terdapat beragam jenis sapuk, mulai dari sapuk untuk kegiatan sehari-hari hingga untuk upacara adat. Biasanya sapuk untuk harian terbuat dari kain tenun biasa, sedangkan untuk upacara adat memakai songket motif benang emas. Pakaian Adat Sumbawa Kemudian ada pakaian adat dari Sumbawa. Dimana para wanita Sumbawa mengenakan baju lamung berlengan pendek yang mirip baju bodo dari Sulawesi. Atasan ini bersulamkan benang emas yang dibentuk motif bunga. Bawahannya mereka menggunakan tope belo rok panjang dan tope bene sejenis rok pendek. Kedua rok tersebut digunakan secara bertumpuk dengan rok pendek dibagian luar. Keduanya juga dihiasi oleh sulaman motif bunga. Pelengkap atau aksesori yang digunakan, antara lain ponto gelang, hiasan kepala yang dilengkapi kembang goyang, kida sanging sapu tangan, serta kalung juga anting. Laki-laki Sumbawa mengenakan atasan yang disebut gadu atau baju lengan panjang yang berwarna hitam. Tak lupa baju ini juga dihiasi sulaman benang emas bermotif bunga. Kemudian diberi tambahan kain simbangan yang diselempangkan menyilang. Umumnya, kain simbangan ini berwarna merah dengan sulaman bermotif bunga. Untuk bawahannya, mereka menggunakan celana panjang dengan giasan di pinggir kaki celana serta tope semacam rok. Tope ini terbuat dari kain lembut bersulamkan benang emas. Kepala mereka juga menggunakan pasigar, yakni semacam penutup atau ikat kepala dari kain yang dilipat seperti kipas. Dari ketiga macam busana adat diatas, dua diantaranya baju suku Sasak dan Sumbawa masih dipakai sebagai busana pengantin untuk saat ini. Sementara baju adat dari suku bima jarang sekali digunakan untuk pesta perkawinan tradisional orang NTB. Meskipun begitu, masih ada orang Bima yang menggunakan pakaian adat tersebut. Baca Juga Pakaian adat Gorontalo Pakaian Adat Nusa Tenggara Barat/ NTB Originally posted 2020-11-29 084054. Pakaian Adat Nusa Tenggara Barat Lengkap, Gambar dan Penjelasannya - Provinsi Nusa Tenggara Barat terdiri atas dua pulau besar, yaitu pulau Lombok dan pulau Sumbawa dihuni oleh beberapa suku bangsa. Suku bangsa mayoritas yang mendiami daerah tersebut adalah suku bangsa Sasak di pulau Lombok, suku bangsa Sumbawa Semawa, dan Bima di pulau Sumbawa. Berikut ini ulasan pakaian adat dari beberapa suku yang mewakili pakaian adat daerah Nusa Tenggara Barat. Pakaian Adat Suku Sasak, Nusa Tenggara Barat Sebagian besar pakaian adat suku Sasak berasal dari kain tenun. Hal ini dikarenakan masyarakat Sasak sudah mengenal teknik menenun sejak abad ke-14 an. Corak hias pada kain tenun bermacam-macam. Corak hiasnya pada umumnya merupakan eksplorasi dari kehidupan alam sekitar dan mitologi, seperti pohon mawar, burung, ular naga, dan tokoh pewayangan. Corak hias pada kain untuk perempuan berbeda dengan ragam hias pada kain untuk laki-laki. Pakaian adat bagian atas untuk kaum perempuan berupa lamung baju berwarna hitam. Modelnya sederhana, yaitu selembar kain dilipat sehingga berbentuk segi empat kemudian diberi "lubang leher" berbentuk segitiga. Pertemuan kedua sisinya dijahit sehingga hasil akhirnya menjadi semacam kebaya longgar berlengan pendek. Panjang kebaya sebatas pinggang. Untuk bagian bawah, perempuan Sasak memakai kemben sarung yang juga berwarna hitam dan pada bagian tertentu diberi hiasan motif tanaman. Untuk memperkuat kemben digunakan sabuk anteng ikat pinggang. Kemudian dipakai aksesoris sebagai pelengkap penampilan berupa sengkong anting-anting, teken ima gelang tangan, dan teken nae gelang kaki. Pakaian adat laki-laki berupa klambi baju model kemeja berlengan pendek atau panjang yang dililitkan seputar pinggang, memanjang hingga sebatas betis. Pada bagian muka ujung kain dibuat berlipat-lipat menjuntai hingga hampir menyentuh tanah. Untuk penahan kereng kain panjang digunakan lilitan kain, yang berfungsi seperti ikat pinggang, yang disebut bebet. Dibagian kepala dikenakan ikat kepala, yang disebut sapu, yang biasanya berwarna hitam, dan kadang-kadang menggunakan kain batik. Sumber Selayang Pandang Nusa Tenggara Barat Erna Dwi P, S. Pd Untuk pakaian pengantin, digunakan pakaian yang lebih banyak hiasannya. Pengantin wanita memakai tangkong baju semacam kebaya yang biasanya berwarna hitam polos, tetapi kadang diberi hiasan pinggiran bajunya. Untuk bagian bawah dikenakan kereng kain panjang, yang umumnya dibuat dari kain songket. Sebagai pelengkap penampilan digunakan kancing baju buak tongkong emas, kalung emas, ikat pinggang gendit/ pending emas, gelang tangan teken, cincin ali-ali, dan gelang kaki teken nae. Pengantin pria mengenakan klambi yang bahannya sama dengan pengantin wanita. Bagian atas berupa jas tertutup dengan potongan agak meruncing pada bagian bawah belakangnya untuk mempermudah menyelipkan keris. Bagian bawah menggunakan kereng kain panjang, yang terbuat dari kain songket yang bermotif khas lombok. Kemudian ditambah dodot kampuh, kain yang biasanya bercorak sama dengan yang dipakai pengantin wanita. Bagian kepala memakai sapu ikat kepala atau destar yang juga terbuat dari kain songket dan sering diberi hiasan keemasan yang sering diselipkan pada ikat sapu bagian depan. Dibagian punggung diselipkan keris panjang. Pakaian Adat Suku Sumawa Sumbawa, Nusa Tenggara Barat Masyarakat asli pulau Sumbawa terkenal dengan kain songketnya. Pada umumnya kain singket tersebut menggunakan benang emas, benang perak, juga benang katun. Kain selungka misalnya, merupakan songket yang menggunakan benang emas dan perak. Selain kain selungka, ada juga mbalipida, yaitu kain tenun yang bermotif kotak-kotak. Ciri khasnya bentuk stilasi motif fllora untuk kain perempuan dan motif fauna atau manusia untuk kain laki-laki. Pakaian adat wanita Sumbawa berupa lamung pene untuk bagian atas dan tembe lompa untuk bagian bawah. Lamung pene merupakan baju sejenis kebaya berlengan pendek dari kain halus, sedangkan tembelompa merupakan kain sarung bermotif kotak-kotak yang biasanya berupa kain songket yang dipakai sebatas mata kaki, yang disebut krealang. Sebagai pelengkap pakaian digunakan ikat pinggang pending perak, sapu to'a sejenis sapu tangan yang disampirkan pada bahu kiri, kalung, bengkor troweh hiasan telinga dan gelang tangan. Para gadis yang belum menikah biasanya memakai kerudung. Sementara itu, kaum laki-laki Sumbawa mengenakan lamung, semacam jas tutup berlengan panjang dan saluar belo celana panjang polos tanpa hiasan. Kemudian dihiasi dengan pabasa alang, semacam selendang songket, berukuran agak lebar dibanding selendang biasa yang berfungsi sebagai dodot. Di bagian kepala memakai ikat kepala sapu yang terbuat dari tenunan benang katun bermotif kotak-kotak. Bihul ikata sapu pada kening ada di bagian belakang kepala dan sudut sapu dipasang tegak di bagian depan kepala hingga depan kepala sehingga tampak tegak meruncing. Sumber Mbojonet Pakaian pengantin suku Sumbawa agak berbeda dengan pakaian adatnya. Untuk pakaian atas, pengantin wanita golongan bangsawan memakai lamung naju lengan pendek bermodel baju bodo Sulawesi. Baju tersebut terbuat dari kain halus dan berhias sulaman emas yang berbentuk cepa bunga hampir di seluruh bidang baju. Kemudian di bahu sebelah kiri disampirkan kida sanging, semacam sapu tangan yang dihiasi motif dedaunan dari benang perak atau emas. Untuk pakaian bawahnya, dikenakan tope belo rok panjang dan tope pene rok pendek yang juga dihiasi cepa yang dipakai secara bertumpu. Di bagian kepala dipakai sua, yaitu hiasan kepala yang dilengkapi kembang goyang. Sanggul rambutnya disebut puyung lakang. Perhiasan yang dipakai berupa gelang kanan ponto atau kelaru, kalung, anting-anting, dan hiasan kuku ibu jari dari emas yang dibentuk seperti kuku panjang yang disebut sisin kuku, sebagai alas kaki digunakan selop. Pengantin pria mengenakan gadu, yaitu baju berlengan panjang warna hitam dan berhiaskan cepa emas. Selempang kain yang terbuat dari kain merah diberi hiasan motif bunga disilangkan di atas baju. Kain ini disebut simbangan. Untuk pakaian bawah, dikenakan saluar celana panjang berwarna hitam yang dihias pada pinggir kaki celananya. Kemudian celana dipadu dengan tope, semacam rok dari kain halus berwarna merah yang dihiasi dengan cepa emas yang agak besar. Untuk menahan tope digunakan ikat pinggang pending emas. Bagian kepala ditutup dengan mahkota yang terbuat dari kain yang dilipat-lipat dan dibentuk seperti kipas serta dihiasi cepa emas. Mahkota tersebut dinamakan pasigar. Kemudian sebilah keris diselipkan pada ikat pinggang bagian depan badan. Pakaian Adat Suku Bima, Nusa Tenggara Barat Pakaian adat suku Bima berupa baju poro, yaitu baju yang terbuat dari kain tipis, tidak tembus pandang. Baju ini biasanya berwarna hitam, biru tua, cokelat tua, dan ungu. Pakaian bawahnya berupa sarung pelekat, tembe kafa, corak mbali pida hingga menutup mata kaki. Sebagai aksesorisnya antara lain gelang tangan dan anting-anting. Kaum pria mengenakan kemeja lengan pendek atau model jas tutup berlengan panjang. Kemeja tersebut biasanya berwarna hitam, putih atau warna-warna cerah yang lain. Kemeja tersebut dipadu dengan sarung pelekat, tembem kafa, mbali pida. Di pinggangnya dililitkan salampe berwarna dasar putih, kuning, merah, atau hijau. Khusus pria dewasa biasanya menyelipkan pisau mone pisau khas bima pada salampe di bagian depan badan. Sumber Mbojonet Pakaian pengantin suku Bima hampir sama dengan pakaian adatnya. Mempelai wanita memakai bjau poro rante yang terbuat dari kain halus warna merah dan dihiasi dengan cepa benang emas diseluruh permukaan baju. Kemudian baju tersebut dipadu dengan sarung songket tembe songke dan ikat pinggang slepe yang berwarna keemasan. Pasapu sapu tangan dari kain sutra bersulam benang perak dipegang di tangan kanan. Rambutnya disanggul dan dihiasi dengan keraba. Keraba yang terbuat dari gabah bulir padi yang belum dikupas kulitnya yang digoreng tanpa minyak hingga mekar dan tampak warna putih berasnya secara dominan. Keraba tersebut ditempel pada rambut dengan perekat malam atau lilin hingga warna putihnya mencolok di atas rambut. Tatanan rambut yang dihiasi keraba tersebut disebut wange. Aksesoris lain seperti bangka dondo anting-anting panjang dan ponto gelang tangan juga berwarna keemasan. Sementara itu, mempelai laki-laki mengenakan pasagi, yaitu baju dan celana yang terbuat dari kain yang sama. Kain tersebut dihiasi dengan cepa dan sulaman benang emas. Siki kain songket atau tembe songke dikenakan sebatas lutut, seperti memakai sarung. Untuk menakar siki digunakan baba, yaitu kain yang berukuran lebih lebar dari ikat pinggang biasa. Baba berfungsi untuk menyelipkan keris. Di atas baba diselipkan selepe mone, yaitu ikat pinggang yang terbuat dari logam keemasan. Sebuah keris, yang pada hulunya diikatkan pada baba. Pakaian pengantin pria ini juga dilengkapi dengan karoro, yaitu semacam jubah hitam yang berhais cepa berwarna keemasan dan mahkota yang disebut siga. Baca juga Demikian pembahasan tentang "Pakaian Adat Nusa Tenggara Barat Lengkap, Gambar dan Penjelasannya" yang dapat kami sampaikan. Artikel ini dikutip dari buku "Selayang Pandang Nusa Tenggara Barat Erna Dwi P, S. Pd". Baca juga artikel kebudayaan Indonesia menarik lainnya di situs

gambar pakaian adat nusa tenggara barat